Kamis, 23 April 2015

Dekat denganmu membuatku sakit



Menjadi bintang kelas ? siapa yang tidak mendambakan ?

meraih prestasi sehingga banyak guru yang menyanjung tak hanya itu teman-teman sebaya pun hanya bergantung kepadanya, siapa yang tidak menginginkan hal-hal semacam itu, popularitas dan ketenaran dikalangan sekolah, lingkungan tempat tinggal bahkan sampai isu pun beredar di sekolah lain bahwa ia begitu membanggakan. Kadang iri, dan cemburu siswa lain terhadapnya pun selalu ada.
Ya begitulah tutur salah seorang akhwat ketika forum curhat bareng di majelis ‘ilm sebulan yang lalu. Lanjut ia mengatakan terkadang rasa cemburu itupun ada pada diriku, bayangkan aku pun pernah meraih sukses sesukses dia, sering mendapat sanjungan yang sama dengannya dari guru-guru, tak heran aku dijuluki ratu matematika di dalam kelas karena ketika ujian matematika hanya aku yang mendapat nilai 100 diantara sekian banyak kelas, itu bukan hanya sekali dua kali tapi hampir setiap tahun aku mengalami hal yang sama, sungguh keberuntungan itu sangat memihak kepadaku, banyaknya pujian yang terlontar dari orang-orang disekitar ternyata membuatku melayang, ya… bagaimana tidak aku selalu merraih juara umum disepanjang tahun, dan detik-detik terakhir semakin diriku membanggakan semua orang, prestasi yang kini aku raih kembali menjadi juara umum ujian nasional dengan nilai Sembilan komaan. Pujian demi pujian terucap dari mulut ke mulut, hingga sampai menyebar ke kampung-kampung sebelah, tapi karena pujian itu justru membuatku tak sadarkan diri bahwa nikmat ini Cuma sesaat, aku mulai berfikir bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan aku namun ketenaran itu justru aku rasakan sampai sekolah menengah pertama dan selanjutnya tidak aku rasakan lagi ketika aku duduk dibangku SMA.
Hilang sudah semua yang dulu, aku yang dulunya begitu membanggakan kini semua hanya kenangan, tidak ada yang percaya kalau aku dulunya adalah bintang kelas, yang ada aku seekarang hanyalah siswa biasa-biasa saja, yang bahkan ketika ujian matematika tidak pernah mendapatkan nilai lebih dari 70. Bukan karena malas belajar tapi memang tidak bisa mengerti ketika diajar.
Ya.. disini aku punya teman baru yang bisa dibilang teman akrab, aku sebangku dengannya, dan begitu banyak sosok diriku yang dulu ada pada dirinya, tak heran ada iri dalam hati.. ahh.. kalau tidak bersegera istigfar itu bisa menjadi penyakit hati yang berkelanjutan.
Kadang minder berteman dengannya, bagaimana tidak disetiap pertanyaan yang ia lontarkan dari kelas satu sampai kelas tiga adalah hal-hal yang mustahil aku raih, ‘ukh.. berapa ringkingnya?, berapa dapat nilai matematika?’. Aku hanya tersenyum dengan rasa sakit dalam hati.
Lagi-lagi minder dekatnya, yaa.. saat ketika ia meremehkan kemampuan yang aku miliki, kata-kata super yang ketika kalian mendengar juga akan merasakan hal yang sama denganku ‘emang kamu bisa melakukannya ? emang kamu bisa meraih ini dan itu ? aku tidak yakin!!..’ dan ketika ia menunjukkan bahwa dirinyalah yang paling bisa mengerjakan suatu pekerjaan.
Minder lagi minder lagi ketika ia menceritakan kehebatan-kehebatan yang ia miliki yang bahkan jika ia tidak menceritakannya pun semua orang sudah tau
Memang, dekat denganmu membuat sakit hati tapi dekat denganmu melatih diriku menjadi orang yang super sabar dan karena mengenalmu membuatku menyadari kesombonganku dahulu
Tak pernah menyalahkan takdir karena aku tau dibalik teguran ini berarti Allah masih menyayangiku dan tidak mau membiarkanku luput dalam kesombongan.
Ujian dengan pujian itu ternyata lebih berat dari ujian dengan kesusahan, dan dengan sekejap diri ini tersadar bahwa ‘ilmu yang manusia miliki hanya titipan yang kapan saja bisa Allah cabut kembali.
Aku rasakan apa yang teman-teman SMP ku dulu rasakan, mungkin karena kesombonganku membuat mereka sakit hati, tersinngung ataupun minder.
So.. pelajaran kali ini hargai orang-orang disekitarmu, karena mereka penentu ridha Allah.
Allah titipkan sebagian ‘ilmu kepada manusia hanya untuk dibagi dan dimanfaatkan sebaik mungkin, bukan untuk menjadikan manusia itu sombong dan congkak.

0 komentar:

Posting Komentar