Rabu, 27 Mei 2015

Ahlan wa sahlan yaa Ramadhan

Ahlan wa sahlan ya ramadhan..
terbayang bila ramadhan bisa bicara ketika ku sambut ia dengan sapaan ahlan wa sahlan.. dan ia akan menyapa balik mengatakan ahlambik ya ukhti,
terasa bahagia seandainya ku tau ruh ini masih bisa membersamai ragaku berjumpa dengan mu lagi, karena akupun tidak pernah tau sampai kapan jantung ini akan berdetak, apakah nafas ini akan diberikan kesempatan untuk tetap ku hembuskan sampai kita bertemu..
ketika engkau menghampiriku di tempat persinggahanku, berharap pertemuan kita Allah titipkan beribu keberkahan.
ahlan wa sahlan ya ramadhan.. seribu rasa ku simpan dalam syahdu rindu yang selalu terngiang bersama fajar, nuraniku berbisik merindu perjumpaan dalam aroma malam yang begitu segar..
engkaupun tau debar debar dalam qalbu, satu rasa yang sangat langka, menginginkan ia takkan pernah lekang oleh apapun jua, saat syair terlantun indah menggema hingga pertengahan malam menemaniku bermimpi
ahlan wa sahlan ya ramadhan.. ku menanti engkau datang dengan hati lapang, bahkan ku persiapkan ia sedari dulu ketika engkau mulai berlalu tergantikan dengan kawan baru…
kita akan bertemu lagi.. sebentar lagi.. terbayang wajah riang setiap hamba yang menginginkan perjumpaan denganmu…. yang pasti kegembiraan menyambutmu takkan berkurang meski ia terhalang usia.




ahlambik ya ukhti.. jawaban singkat namun penuh makna menghadirkan kebahagiaan dan ketulusan.. berhijrah karena kedatanganmu yang menghapus pilu dan lirih duka..
tak hanya sekedar bermakna, namun kehadiranmu yang menyambut membawa sejuta syukur, menyatukan hati berserakan, menyambung ikatan yang telah lama bercerai.. tak cukup hanya sampai disini, terlalu banyak rasa yang tersimpan dalam memori batin hingga ia tak mampu diungkapkan lewat secarik tulisan..

Senin, 04 Mei 2015

Hanya Sabar



tidak menjadikannya indah ketika hati yang terpaut menyelisihi saudara sendiri
tidak pula berbuah manis saat ada rasa benci dan emosi